
langit gulita hujan menyapu basah
matahari sembunyi di lipatan langit,
kilat mencabik-cabik mega
gegar halilintar menghentak sadar
taburan makna tercurah
tapi bumi ku membisu
tak mampu menafsirkannya
saat aku disibukan sangsi...
entah mengapa hatiku resah
maut khianat jantungku disayat
tubuh gelisah air mata tumpah
apa yang terjadi …!?
tak kusadari belahan-jiwaku diintai
menunggu saat yang sesuai
dan maut siap membantai
ketika maut menjemput
ku pacu laju lariku
saat khawatir ku memagut
kehilanganmu aku jauh lebih takut
berbekal kuasa doa yang sejumput,
kupeluk erat kau agar tak bisa direbut
Amboi
maut begitu kuat begitu liat
engkau mulai tersekat mulai sekarat
ku lafaz doa di telingamu
ku bisikkan iklas ku yang sungguh palsu
sematamata agar kau tenang
sesaat itu engkau meregang
Aku tak berdaya
sekejap semua usaha jadi sia-sia,
tangis dan doa tidak lagi bermakna
aku larut dalam kesedihan tanpa air mata
ku saksikan
cintaku direnggut tak terselamatkan
ku saksikan melihatmu terdiam
goyah tegak ku berdiri
di hempas badai tanpa tepi
dapatkah kau menyahutku
bolehkah aku mendengarmu
asa ku lepas
jalan ku kandas
kupeluk erat kamu untuk halangi waktu
mau ku ulangi hari untuk ku perbaiki
dan tempatmu biar ku ganti
“beraninya kau mendahului !”
sungguh aku tak berdaya
tanpa daya tatapan ku ke wajahmu sayu
tapi kau tak pernah se ayu itu
tak habis-habis belaian ku ke rambutmu
yang tumbuh sebuku jemariku
ku rangkul kepalamu dibantalkan lenganku,
ku dekap tubuh lunglaimu
ku peluk ku ciumi ku remas jemarimu
ku harap kau terjaga dari tidurmu
ku ganggu diriku atas segala kepura-puraan
agar tersandar sadarku pada kenyataan
ku remas ujung-ujung jari
ku kemas sisa-sisa mimpi
tak percayaku pada yang terjadi
tapi …
tak urung jua kulihat kau pergi
wahai ….
dimana nirwana itu
adakah tanda yang dijanjikan itu
agar kutemukan cara bersamamu
kini jiwaku dikulum emosi
tak bisa lagi ku sembunyi
menanti mukjizat menipu diri
sungguh kasih,
darah dan nafasku
merindu kamu
biarlah senyumku menari
agar dunia tahu dan mengerti
kematian takkan pernah mengakhiri
kisah kita ini
(di kejauhan sayup kudengar orang bernyanyi)
dalam hidupku, kesendirianku
terpuruk ku di sini menerangi sepi
dan ku tahu pasti
kau menemani