
Dear Diar,
Selamat malam, Teh !
Malam ini adalah malam ke 420 aku merindumu. Rindu panjang dan melelahkan. Aku tak dapat menyederhanakan fikiran dan hatiku sekalipun dalam tawa dan kepura-puraan. Pemalsuan yang membosankan dan mulai terasa menjijikan. Aku sangat merinduimu. Maafkan aku. Maafkan kalau hal ini menganggu ketentraman istirahatmu.
Teh, malam ini, di malam yang panjang ini, datanglah sejenak kedalam mimpiku. Melunasi candu rindu yang kering pekat dan lekat. Sungguh aku sudah tak berdaya, dikejar bayang-bayang kerinduanku sendiri.
Tuhan
Beri aku tenaga. Saat ini dayaku kehilangan cahaya. Bagai api lilin yang kehabisan sumbu, redup dan lenyaplah pelita ku. Aku berada dalam kegelapan nisbi belaka.
Tuhan
Beri aku tenaga. Saat ini fikiranku kehilangan nalar. Bagai hantu yang tentakelnya menjalar, jerat dan mengikat gerakku tanpa tindak. Aku berada di pusingan takdir diamnya batu.
Beri aku kompas. Saat ini mata-angin telah berubah. Bagai pengetahuan yang hilang arah, ia dekap aku dalam kedunguan. Aku terjebak dalam waktu yang tidak berjalan.
Tuhan
Berilah aku waktu. Tak gunalah aku jika Kau tak gunakan. Jadi Khaidir atau jadi Fir’aun, jadi Ghandi atau jadi Hitler. Kembali ke fitrahku yang Kau rencanakan.
Andai aku tak guna lagi, ya Tuhan...dalam sujudku.... kembalikan aku ketempatMu. Di tempat yang sama. Di sisi sang istri, sang permaisuri…......
Kelelahan berkubang dalam kelam,
-.Swamimoe.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar