Jumat, 19 Oktober 2007

Guratan 10

Dear Diar,

Selamat pagi, Sayang !

Seharian ini aku hanya mampu mengingatmu. Semalaman ini aku sungguh-sungguh merindukanmu. Janganlah engkau terganggu dan menjadi tidak nyaman karena ulahku itu. Bagai gerak alur reflek, aku tak dapat mencegah letupan kerinduan menggejala bersama waktu. Juga seperti panggilan insting bintik bintik air menggenangi penglihatanku. Aku memang tergantung padamu teh..

Teteh..
Sumpah, Aku gelisah
Kerinduan ini menggelegak menekan
Semua mendekam dalam
......dan tak mampu kutahan
Sampai diriku sendiri hilang
…..dari kumpulan ingatan


Dengan segala rindu parah,
.-Swamimoe.-

Rabu, 17 Oktober 2007

DIAM DALAM GERAM



aku tegak di muka bilik pusara
terdiam tak kuasa mengata
tak cukup kata untuk bicara
tak sanggup mengurai cerita

aku memang masih tegak terdiam
sebagian dalam makna bait-bait doa
sebagian dalam mantra
tapi sungguh itu tidak berarti perkasa
diam-diam juga bukan karena terpaksa
sejak langit mendung mentari buram
anganku pecah hati terbelah
rasa tumpah perkara lumrah

ketika tungkai lengan asaku coba merengkuh waktu
seketika hadir bayang-bayangmu bantu menyangga
oleng-oleng bahteraku diguncang keping-keping lara
tapi separuh tulangku membenam bersamamu
ke dunia tanah

aku memang diam tenggelam sendirian
paras air mata hari sudah hitam
hingga tak mampu mengukurmu di berapa dalam
ku gapai-gapai hari-hari kusam

hari ini
detak harmoni melodi nafasku legam
dilantun hiruk deru mesin geram

......